Tuesday, September 25, 2012

SELF TALKING

          Ada seorang yang sedang mengurung diri di kamar. Dia hanya melihat kearah kaca dengan mulut komat-kamit. Bukan mantra yang diucapkan melainkan penyesalan. Jadi dia mencoba bernegosiasi dengan diri sendiri supaya kesalahan yang telah lalu tidak dilakukan lagi.

          Kegiatan ini disebut Self Talking. Kondisi yang nggak oke ditambah dengan perasaan galau biasanya menghasilkan bete yang luar biasa. Saat bete butuh negosiasi, saat itulah mulut mulai beraksi. Nggak semua orang bisa enjoy ngomong dengan orang lain. Karena hal itu juga, biasanya mereka memilih Self Talking untuk menyelesaikan masalahnya. Orang yang biasa ngomong sendiri masih dianggap wajar sebab hal tersebut bisa menjadi pelampiasan emosi.

           Dalam membentuk kualitas Self Talking yang baik perlu asupan yang tepat. Asupan tersebut berasal dari tontonan, baik dari media maupun interaksi sehari-hari. Dengan demikian perkataan yang akan digaungkan dalam pikiran adalah perkataan yang baik-baik.

  • Berfokus
         Kalau mau melakukan Self Talking, kamu kudu berfokus sama apa yang kamu inginkan. Jadi, yang  kamu fokusin ke pemulihannya. Kalau kamu berfokus ke sakitnya bisa jadi Self Talking-mu berhasil dalam rangka membuat hatimu lebih sakit.
  • Pilih Spot Pas  
      Tempat yang sepi dan dekat dengan alam layak dicoba. Sambil merenung kamu juga bisa melihat kebesaran Tuhan. dengan begitu kamu bisa lebih bersyukur. Karena sepi orang juga nggak bakal nganggap kamu gila.  
  • Waktu Yang Pas
        Saat-saat lagi rileks adalah momen yang tepat menggali tentang dirimu sendiri. Menjelang tidur bisa dijadikan waktu yang sesuai kalau kita mau berpikir lebih jernih. Itu bisa memberikan masukan pada pikiran kita.
  • Yakin
       Siapa sih yang bisa menyelesaikan masalah kita kalau bukan kita sendiri. Kita harus percaya sama kemampuan diri kita sendiri dalam menangani masalah. Dengan Self Talking yang baik dan benar, sangat mungkin kita bisa berpikir dengan lebih lapang.
  • Cerita Yang Membahagiakan
          Berbagilah cerita sama teman-teman kalau kamu lagi bahagia. Perasaan positif harus disebarkan dengan gencar daripada kamu selalu menyebarkan keluh kesah yang justru mengundang gunjingan. Dengan begini, kamu nggak perlu khawatir dicap antisosial.


Sumber : Deteksi

Monday, September 17, 2012

Semarang


Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Gedong Batu (Sam Poo Kong).

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijayasetelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.